🌱 INSAN KAMIL 🌳
Manusia hidup di dunia tentu tidak ada yang sempurna, di sana ada banyak kekurangan dari segala sisi. Akan tetapi seorang manusia bisa menjadi sempurna manakala iman dalam hatinya sempurna dalam artian menunjukkan imannya kuatdan kokoh dalam menghadapi berbagai problematika kehidupan.
Dari sini maka bisa di ambil sebuah pelajaran bahwa seorang bisa menjadi insan kamil manakala ada beberapa faktor penunjang untuk itu. Paling tidak ada dua faktor sehingga seorang manusia bisa dikatakan sebagai insan kamil.
1. Seorang istiqomah di atas syariat Allah dan RasulNya baik untuk dirinya ataupun dengan berusaha istiqomah mengajak orang lain agar bisa menjalankan ketaatan serta kebaikan sebagaimana dirinya.
Keistiqomahan seseorang diatas kebaikan dan ketaatan bisa menjadi sebuah indikasi bahwa iman dalam hatinya kuat dan kokoh, bagaimana tidak? Semua ditopang dengan keimanan semakin kuat imannya semakin kuat pula dalam memegangi syariat Allah demikian pula sebaliknya bila iman lemah dan luntur maka ketaatan, kebaikan tentunya juga akan jauh dari kehidupannya.
Hal ini disinggung dalam sebuah hadits riwayat Bukhary Muslim dari Abu Hurairah ra. Sesungguhnya Nabi bersabda :
” Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada orang mukmin yang lemah dan keduanya masing masing punya kebaikan. ”
Mukmin yang kuat yaitu kuat iman dan kuat pula fisiknya. Kekuatan ini ditunjukkan saat kuatnya dalam menjalankan perintah atau menjauhi larangan. Disamping itu pula kuat dalam menghadapi berbagai cobaan serta ujian hidup. Pantang keluh kesah, jauh dari sikap putus asa dan selalu optimis mengharap pertolongan Allah dan rahmatNya.
2. Seorang yang mampu berakhlak mulia baik meliputi akhlak kepada Allah dan RasulNya, akhlak kepada orang lain dan kepada diri sendiri.
Dalam perkara ini terdapat sebuah hadits riwayat imam At Tarmidzi dari sahabat Abu Said Al khudri, sesungguhnya Nabi bersabda : ” orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya”
– Akhlak kepada Allah berupa menjauhi berbagai macam dan jenis kesyirikan serta kekufuran dengan mempersembahkan semua bentuk ibadah kepada Allah semata yang tidak ada sekutu bagiNya.
Allah banyak memberikan ancaman dan peringatan akan bahaya kesyrikan dan kekufuran. Tidak ada satupun ayat yang berbicara tentang syirik pastilah di sana disertai larangan untuk melakukan atau berisi hukuman bagi pelakunya.
Cukuplah apa yang terdapat dalam surat Luqman 13 sebagai peringatan keras agar kita selalu waspada terhadap bahaya syirik.
Allah berfirman : ” Sesungguhnya kesyirikan itu kedzaliman yang paling agung ”
Tidak akan sempurna ketaatan kepada Allah tanpa diiringi ketaatan kepada RasulNya sehingga seorang bisa dikatakan taat kepada Allah bila dia merealisasikan ketaatan kepada RasulNya. Maka dalam mewujudkan ibadah kepada Allah yang sempurna serta ketaatan kepadaNya, haruslah sesuai dengan petunjuk dan tuntunan beliau. Tanpa didasari petunjuk beliau, ibadah apapun dan sebanyak apapun tidak akan diterima di sisi Allah.
Seperti sabda Nabi : ” Siapa yang beramal dengan satu amalanpun yang tidak sesuai perintah kami maka amalan tersebut tertolak di sisi Allah ” HR Muslim.
– Akhlak kepada orang lain, hal ini terwujud dengan menjalankan 3 perkara :
a. Tidak mengganggu yaitu tidak merugikan orang lain baik dari sisi harta benda, harga diri ataupun semua yang dijaga oleh manusia.
b. Memberikan bantuan yaitu berusaha merigankan beban orang lain dengan memberi makan, melunasi hutangnya atau meringankan beban hidupnya dan memberikan solusi atas masalah yang dihadapinya.
c. Bermuka ceria yaitu bertemu dengan manusia tidak bermuka masam sehingga berakibat menimbulkan prasangka buruk ataupun perasaan yang tidak baik.
– Yang terakhir akhlak kepada diri sendiri yaitu disaat terjerumus ke dalam kubangan dosa dan maksiat, tanpa berlama lama dia segera berlari menuju Allah dengan bertaubat dan beristighfar serta memperbaiki diri dengan memperbanyak amal sunnah.
Bila akhlak – akhlak ini terkumpul pada diri seseorang yang mengiringi jalan istiqomah maka dia bisa disebut sebagai insan kamil.
Kamil dalam iman, kamil dalam akhlak yang keduanya akan menghantarkan kepada tujuan abadi berupa keselamatan di dunia dan akherat.
Semoga Allah selalu menuntun kita semua untuk bisa merealisasikan 2 perkara di atas dan menjadikan kita sebagai insan kamil sampai akhir hayat. Amin
Al Faqir Rahmat Pujiyanto