MENJADI LELAKI SEJATI

Menjadi lelaki sejati

Menjadi lelaki sejati adalah dambaan setiap umat. Tidak hanya bagi kaum wanita akan tetapi lelaki sejati juga dambaan bagi umat manusia secara umum. Semakin banyak suatu kaum memiliki lelaki yang sejati maka akan semakin mulia kaum tersebut. Nah Bagaimanakah kriteria lelaki yang sejati yang akan membawa kebaikan bagi umat manusia?.

Berikut beberapa kriteria lelaki sejati dambaan setiap umat.  

  1. Lelaki sejati adalah lelaki yang tidak menyerupai kaum wanita

Sifat yang diberikan Alloh kepada seorang lelaki berbeda dengan sifat yang di berikan Alloh kepada seorang wanita. Maka seorang lelaki harus memunculkan sifat aslinya sebagai seorang lelaki. Bukan malah sebaliknya menyamai sifat-sifat perempuan. Seorang lelaki yang menyerupai seorang wanita bukanlah seorang laki-laki yang sejati.

Dalam berpakaian, bergaya, dan bertingkah laku seorang lelaki harus berbeda dengan seorang perempuan. Oleh sebab itu Rosululloh melarang seorang lelaki yang menyerupai perempuan dan menyebutkan ancaman yang keras bagi seorang lelaki yang menyerupai perempuan sebagaimana hadits berikut :

لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُتَشَبِّهِينَ مِنْ الرِّجَالِ بِالنِّسَاءِ وَالْمُتَشَبِّهَاتِ مِنْ النِّسَاءِ بِالرِّجَالِ

“Rosululloh Sholallahu alaihi was sallam melaknat laki-laki yang menyerupai perempuan , dan perempuan yang menyerupai laki-laki”. (HR.Bukhori)

  • Lelaki Sejati adalah lelaki yang tidak membiarkan kemungkaran di keluarganya

   Salah satu faktor yang menyebabkan kemungkaran semakin banyak dan merajalela adalah kurangnya perhatian seorang lelaki dalam mengingkari kemungkaran pada keluarganya. Suatu contoh tentang kemungkaran yang terjadi pada kaum wanita, dimana banyak diantara kaum wanita memakai pakaian yang tidak sesuai dengan aturan syariat. Mereka kaum wanita memakai pakaian yang tidak menutup aurat atau berpakaian tetapi hakekatnya adalah telanjang.

   Sementara itu seorang bapak atau seorang suami tidak tergerak untuk mengubah kemungkaran tersebut. Dia biarkan anak dan istrinya keluar rumah dengan pakaian yang tidak menutup aurat dan menarik pandangan bagi kaum Adam. Dia biarkan anak-anak putrinya berkeliaran diluar dan bergaul secara bebas dengan lawan jenisnya. Dia biarkan anak perempuannya berpacaran bahkan terkadang berzina dengan laki-laki lain yang tidak halal baginya.

   Aduahai ayah seperti apakah ini dan suami model apa ini yang membiarkan kemungkaran di rumah tangganya tanpa adanya rasa cemburu tatkala mereka melangar aturan-aturan Alloh. Ingatlah bahwa seorang lelaki yang membiarkan kemungkaran pada keluarganya  akan mendapatkan ancaman yang keras dari Alloh Subhanahu wa ta’ala. Dalam sebuah hadits yang dikeluarkan oleh Imam Ahmad Rosululloh Sholallahu alaihi was sallam bersabda:

ثَلَاثَةٌ قَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ الْجَنَّةَ مُدْمِنُ الْخَمْرِ وَالْعَاقُّ وَالدَّيُّوثُ الَّذِي يُقِرُّ فِي أَهْلِهِ الْخَبَثَ

“ Tiga orang yang Alloh haramkan atas mereka surga, pecandu minuman keras, orang yang durhaka kepada orang tuanya , dan dayyust  /sesorang yang tidak memiliki kecemburuan pada keluarganya ketika mereka bermaksiat”.(HR.Amad dan dishohihkan oleh syaikh Al-Albani dalam silsilah As-Shohihah)

  • Lelaki sejati adalah lelaki yang siap menjadi pemimpin bagi keluarganya

Lelaki adalah pemimpin bagi keluarganya, pemimpin bagi istrinya dan juga anak-anaknya. Seorang lelaki dalam keluarga harus menjadi pemimpin dan bukan menjadi orang yang dipimpin oleh istri dan anaknya. Amatlah rendah dan buruknya jika seorang suami dipimpin dan direndahkan oleh seorang istri.

Fenomena yang ada disebagian keluarga dimana seorang istri menjadi pemimpin bagi suaminya, maka ini adalah fenomena yang tidak sesuai akal sehat dan tidak sesuai dengan syariat Islam yang mulia ini. Alloh Subhanahu wa ta’la telah melebihkan kaum lelaki atas kaum wanita. Sebagaimana yang Alloh Subhanahu firmankan:

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka”. (An-Nisa’: 34)

Sebagai seorang pemimpin maka dia harus memiliki sikap kepemimpinan, diantaranya bijaksana, penuh hikmah, berani, tegas, dan loyal kepada bawahannya. Salah satu bentuk sikap bijaksana dan tegas adalah mengingkari dan mencegah kemungkaran yang ada di keluarganya agar tidak terjerumus ke dalam api neraka. Alloh Subhanahu wa ta’la berfirman tentang perintah menjaga keluarga dari api neraka sebagaimana firmannya:

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.(At-Tahrim:6)

Pemimpin disini tidak hanya pemimpin yang memiliki wilayah dan kekuasaan yang luas, tetapi juga pemimpin dalam keluarga. Bahkan pemimpin dalam keluarga adalah sebuah kepemimpinan yang hampir semua laki-laki harus siap memikulnya. Setiap suami harus siap bertanggung jawab atas apa yang akan dipimpinnya dan tidak bisa menghidar dari tugas yang berat ini . Rosululloh Sholallahu alaihi was sallam bersabda:

كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ الْإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالرَّجُلُ رَاعٍ فِي أَهْلِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ فِي بَيْتِ زَوْجِهَا وَمَسْئُولَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا

“ Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban, seorang pimpinan (imam) akan dimintai tentang yang dipimpinnya dari rakyatnya, seorang suami adalah pemimpin keluarganya dan akan dimintai pertanggung jawaban yang dipimpinnya, seorang wanita adalah pemimpin di rumah suaminya  dan akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya”. (HR. Bukhori dan Muslim)

  • Lelaki sejati adalah lelaki yang menafkahi keluarganya

Menafkahi keluarga adalah kewajiban bagi seorang lelaki atau seorang suami. Seorang suami tidak boleh berlepas diri untuk tidak menafkahi keluarganya. Keluarga adalah amanah yang sangat besar bagi seorang laki-laki dan tidak boleh disia-siakan.

Termasuk kewajiban suami adalah menafkahi anggota keluarganya dan memenuhi kebutuhan mereka sesuai dengan kemampuannya. Memberikan hak kepada mereka dan tidak meremehkan atas hak mereka. Dan inilah salah satu penyebab kehidupan dalam rumah tangga tersebut akan berjalan dengan harmonis.

Alloh Subhanau wa ta’ala berfirman:

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.

Rosululloh Sholallahu alaihi was sallam pernah ditanya tentang hak seorang istri atas suaminya, maka Beliau mengatakan:

أَنْ تُطْعِمَهَا إِذَا طَعِمْتَ وَتَكْسُوَهَا إِذَا اكْتَسَيْتَ أَوْ اكْتَسَبْتَ وَلَا تَضْرِبْ الْوَجْهَ وَلَا تُقَبِّحْ وَلَا تَهْجُرْ إِلَّا فِي الْبَيْتِ

“Kamu  memberi makan dia sebagaimana kamu makan, dan kamu memberi pakaian dia sebagaimana kamu berpakaian, dan janganlah kamu memukul wajah dia dan janganlah kamu memburukkannya dan janganlah kamu memisahkannya kecuali dirumah”.(HR. Abu dawud dan dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam shohih wa dhoif abu Dawud)

  • Lelaki sejati adalah lelaki yang bisa bermualamah dengan baik dengan istri dan keluarganya

Bermuamalah dengan baik adalah perintah Alloh Subhanahu wa ta’ala. Memang seorang suami diperintahkan untuk memiliki sikap tegas dan lugas, akan tetapi hal itu janganlah menjadikan berlebihan sehingga hilang sifat hikmah dalam bermuamalah. Jika sikap hikmah tersebut hilang maka yang ada hanyalah sikap kasar .

Oleh sebab itu syariat memerintahkan untuk senantiasa bersikap baik kepada istri walaupun dalam mengingkari kemungkaran yang ada padanya. Alloh Subhanahu wa ta’ala berfirman:

“Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan g banyak”. (An-Nisa: 19)

  • Lelaki Sejati adalah lelaki yang sholat di masjid

Sholat berjamaah adalah wajib bagi laki-laki menurut pendapat yang paling kuat kecuali ada halangan atau udzur syar’i. Banyak sekali dalil-dalil yang menerangkan bahwa seorang laki-laki wajib sholat di masjid, diantaranya:

لَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ آمُرَ بِحَطَبٍ فَيُحْطَبَ ثُمَّ آمُرَ بِالصَّلَاةِ فَيُؤَذَّنَ لَهَا ثُمَّ آمُرَ رَجُلًا فَيَؤُمَّ النَّاسَ ثُمَّ أُخَالِفَ إِلَى رِجَالٍ فَأُحَرِّقَ عَلَيْهِمْ بُيُوتَهُمْ

“ Sungguh aku berkeinginan untuk memerintahkan mengumpulkan kayu bakar kemudian aku perintahkan untuk ditegakkan sholat maka ada yang beradzan untuk sholat tersebut dan aku perintahkan seseorang untuk mengimami manusia kemudian aku menuju orang-orang yang tidak menunaikan sholat dan akan aku bakar rumah-rumah mereka” (HR.Bukhori dan Muslim)

Kemudian juga kisah tentang seorang yang buta minta keringanan kepada Rosululloh Sholallahu alaihi was sallam untuk diberi keringanan agar tidak menghadiri sholat berjamaah di masjid padahal tidak ada orang yang menuntunnya. Akan tetapi Rosululloh Sholallahu alaihi was sallam tidak memberikan udzur kepada orang tersebut’ketika ditanya’’ Apakah kamu mendengar panggilan adzan?.Orang yang buta tersebut mengatakan: “Ya”. Kemudian Rosululloh Sholallahu alaihi was sallam  mengatakan “ Maka jawablah” yaitu : Datangilah. (HR.Muslim).

  • Lelaki sejati adalah lelaki yang tidak dilalaikan dengan perdagangan

Walaupun mencari nafkah adalah suatu kewajiban namun tidak boleh pula merusak kewajiban yang lain. Dalam mencari nafkah seperti berdagang misalnya, seseorang harus tetap memperhatikan kewajiban yang lain dan tidak boleh melalaikan kewajiban yang telah menjadi kewajibannya. Alloh Subhanahu wa’ta’ala berfirman:

“Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang”.(An-Nur:37)

Kewajiban seorang lelaki sangtlah banyak, tidak hanya terbatas hanya mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan keluarga.Tetapi dia juga berkewajiban untuk mendidik dan mengajarkan ilmu kepada mereka agar senantiasa mentaati perintah-perintah Alloh dan menjahui laranganNya. Dan ini bisa dilakukan ketika seseorang dapat mengatur waktunya dan tidak lalai dari kesibukan mencari nafkah semata.

  • Lelaki sejati adalah lelaki yang siap berjuang membela agama Alloh.

Kaum lelaki adalah kaum yang memiliki kelebihan diatas kaum wanita. Salah satu kelebihannya adalah dalam memperjuangkan dan membela agama Alloh, seorang lelaki harus lebih siap di medan juang daripada kaum wanita. Dia harus siap untuk menanggung beban berat dalam memperjuangkan agama Alloh.Oleh sebab itu  kalau kita perhatikan sepanjang sejarah tidak ada satupun Nabi atau Rosul kecuali dari kalangan laki-laki. Karena memang kaum lelaki lebih kuat dan lebih kokoh dalam menghadapi medan juang yang sangat berat ini.

Termasuk dalam hal berperang yang lebih diutamakan adalah dari kalangan laki-laki. Tidak ada satupun dalil yang mewajibkan berperang dari kalangan wanita. Hanya saja pada kondosi-kondisi tertentu terkadang wanita boleh mengikuti peperangan, namun diutamakan dan yang diperintahkan adalah dari kalangan laki-laki.

Semoga Alloh Subhanahu wa ta’ala  mudahkan kaum lelaki untuk benar-benar menjadi lelaki yang sejati. Wallohu a’lam bish showab.

Abu Ishlah

Maroji’: Al-Wajis fi fiqhis sunnah wal kitabil aziz Syaikh Abdul Adhim al-Badawi

                Shohih fqih sunnah Syaikh Abu malik Kamal

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *