? Ustadz Rahmat Pujiyanto Hafidzahulloh
Garam dalam masakan ibarat kejujuran dalam kehidupan. Hidup memerlukan kejujuran sebagaimana masakan memerlukan garam.
Bagaimana jadinya hidup ini, disaat pelaku kehidupan tidak berlaku jujur?
Pedagang tidak jujur dalam dagangannya.
Pegawai tidak jujur dalam tugasnya.
Pengusaha tidak jujur dalam bisnisnya.
Pejabat tidak jujur dalam sumpah setianya.
Pastilah ketimpangan, kedzoliman dan keserakahan akan terjadi dimana mana.
Dan tentunya hidup tidak akan nyaman. Hidup tidak akan tentram.
Kenapa hal itu terjadi?
Sudah pasti karena, mereka belum jujur dalam iman.
Kejujuran dalam iman penentu kejujuran dalam segala hal.
Kejujuran dalam iman menjadikan mudah segala masalah yang dihadapi.
Kejujuran dalam iman mewujudkan keadilan dalam semua aspek kehidupan.
Disaat lisan mengucapkan :
Robbku adalah Allohﷻ, maka tidak akan meminta, memohon dan menyembah kecuali hanya kepada-Nya.
Disaat lisan mengucapkan :
Nabiku adalah Muhammad ﷺ, maka tidak akan meneladani, mencontoh dan mengikuti kecuali kepada beliau.
Disaat lisan mengucapkan :
Agamaku adalah islam, maka tidak ada keyakinan yang diyakini dan pola hidup yang dimiliki kecuali berdasarkan islam.
Penerapan nilai nilai iman, akan mewujudkan janji Alloh ﷻ dalam Al Quran.
Ketakutan diganti rasa aman, kedzoliman diganti keadilan, kekalahan diganti kemenangan dan kehinaan diganti kemuliaan.
Semuanya tergantung seberapa usaha kita dalam menerapkan kejujuran.
Allohﷻ tidak pernah berbuat dzolim pada hambaNya. Tapi mereka yang telah berbuat dzolim pada diri mereka sendiri.
Siapa yang berbuat baik, niscaya kebaikanlah yang akan diterima dan dirasakan.
Dan siapa yang berbuat jelek, tidak ada balasan kecuali kejelekan yang setimpal.
Semoga Allohﷻ berikan hidayah dan taufiq kepada semuanya untuk mewujudkan nilai kejujuran dalam iman..
امين يا رب العالمين
بارك الله فيكم